
Kisah Orang Saleh yang Sempat Berhenti Mengamalkan Shalawat Nabi
Pada suatu zaman terdapat seorang yang cukup saleh. Ia melazimkan bacaan shalawat nabi setiap harinya. Ia sendiri kerap bertemu Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam dalam mimpinya. Ia diperlakukan dengan hangat oleh Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam pada setiap perjumpaan.
Tetapi suasana perjumpaannya pada malam kali ini berbeda. Ketika tertidur, ia bermimpi melihat Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam. Tidak seperti biasanya, Rasulullah bersikap dingin. Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam tidak menoleh kepadanya dan tidak menyapanya.
"Wahai Rasulullah, apakah yang mulia sedang murka terhadapku?" ia bertanya dengan masygul.
"Tidak," jawab Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam.
"Lalu mengapa yang mulia tidak sudi memandangku?"
"Karena aku tidak mengenalimu," kata Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam.
"Bagaimana bisa yang mulia tidak mengenaliku? Padahal, aku adalah salah seorang dari umat Anda yang mulia. Sementara, ulama yang menjadi ahli waris yang mulia meriwayatkan bahwa yang mulia lebih mengenal umat yang mulia sendiri dibanding pengenalan ibu terhadap anaknya."
"Mereka itu benar. Hanya saja kau tidak mengingatku melalui shalawat. Sementara daya pengenalanku terhadap umatku bergantung pada kekuatan mereka membaca shalawat," kata Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam.
Ia pun terbangun. Hatinya begitu sedih. Tetapi ia menyadari bahwa sudah sekian bulan ia tidak membaca shalawat. Ia kemudian bertekad dalam hatinya untuk membaca shalawat nabi sebanyak 100 kali setiap hari. Ia pun kemudian membuktikan tekadnya dengan baik.
Pada suatu malam kemudian ia berjumpa dengan Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam dalam mimpinya. Ia disapa dengan hangat oleh Rasulullah.
"Sekarang aku mengenalimu dan aku memberikan syafaatku untukmu," kata Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam dengan perhatian.
Tanggapan Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam begitu hangat karena orang saleh tersebut dengan amalan shalawatnya menunjukkan diri sebagai pecinta Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam.
*
Kisah ini disadur dari Bab Ketujuh fil Mahabbah, Kitab Mukasyafatul Qulub Al-Muqarribu ila Hadhrati ‘Allamil Ghuyub fi Ilmit Tashawwuf karya Imam Al-Ghazali (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H), halaman 30. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Tulisan Lainnya
Kisah Abdurrahman bin Auf - Sahabat Nabi yang Kaya dan Tak Lelah Bersedekah
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Shollallahu'alaihi wasallam, yang memiliki harta yang melimpah. Hartanya itu, Ia dapatkan dari kemahirannya dalam berdagang.
KESUKSESAN BERAWAL DARI MIMPI
Banyak orang yang tentunya ingin sukses, setiap kesuksesan pasti diawali dari sebuah mimpi. Impian takkan terwujud tanpa adanya usaha, dan setiap usaha yang dilakukan akan membuahkan ha
Keutamaan Membaca Shalawat
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَل
Beberapa Manfaat dan Keutamaan Istighfar
Berikut beberapa penjelasan manfaat yang akan diraih oleh hamba dengan beristighfar. Pertama: Istighfar Adalah Sebab Pengampunan Dosa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman